Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". Selain bermakna frustasi, kata ya's juga berarti mengetahui. Hal ini sebagaimana tercantum dalam Q.S. Al-Ra'd ayat 31: Akhir-akhir ini kita sering disuguhkan pidato-pidato yang tidak menumbuhkan semangat dalam kehidupan kita, malah menimbulkan keputusasaan. Beberapa orang juga terkadang cepat menyerah dalam menghadapi masalah. Saat gagal menemukan solusi, ia berputus asa. Tak jarang keputusasaan ini menimbulkan tindakan-tindakan yang membahayakan diri sendiri, seperti bunuh diri dan bagaimana Islam memandangnya?Putus asa dalam bahasa Arab biasa disebut dengan al-Ya’s, yang merupakan derivasi dari kata ya-a-sa يأس-ييأس. Dalam Al-Quran, kata ini memiliki dua arti. Pertama, berarti al-qunuth frustasi, sebagaimana disebutkan dalam Yusuf ayat 87يَا بَنِيَّ اذْهَبُوا فَتَحَسَّسُوا مِنْ يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ ۖ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ“Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”.Selain bermakna frustasi, kata ya’s juga berarti mengetahui. Hal ini sebagaimana tercantum dalam Al-Ra’d ayat 31وَلَوْ أَنَّ قُرْآنًا سُيِّرَتْ بِهِ الْجِبَالُ أَوْ قُطِّعَتْ بِهِ الْأَرْضُ أَوْ كُلِّمَ بِهِ الْمَوْتَىٰ ۗ بَلْ لِلَّهِ الْأَمْرُ جَمِيعًا ۗ أَفَلَمْ يَيْأَسِ الَّذِينَ آمَنُوا أَنْ لَوْ يَشَاءُ اللَّهُ لَهَدَى النَّاسَ جَمِيعًا“Dan sekiranya ada suatu bacaan kitab suci yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, tentulah Al Quran itulah dia. Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki semua manusia beriman, tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya.”Lalu bagaimana hukumnya?Ahmad Abduh Iwad dalam bukunya Laa Tayasu min Ruhillah dengan mengutip pendapat Ibnu Hajar al-Asqalani menuturkan bahwa putus asa merupakan salah satu kategori dosa besar. Pendapat Ibnu Hajar ini didasarkan pada firman Allah Swt dalam Yusuf ayat 87 di atas. Dalam ayat tersebut disebutkan bahwa hanya orang kafirlah yang berputus asa dari rahmat Allah ini dikemukakan oleh Ibnu Hajar mengingat ancaman yang sangat pedih bagi bagi orang yang berputus asa sebagaimana disebutkan dalam ayat tersebut. Imam al-Qurthubi dalam tafsir al-Jami’ li Ahkamil Qur’annya juga menjelaskan bahwa ya’s yang bermakna qunuth frustasi atau putus asa termasuk dalam salah satu dosa al-Qurthubi menambahkan bahwa orang mukmin selalu berharap jalan keluar dan kemudahan dari Allah. Ia tidak pernah berputus asa. Berbedahalnya dengan orang kafir. Saat tertimpa masalah, ia selalu frustasi dan putus asa. Inilah yang membedakan antara orang mukmin dan mukmin yang sesungguhnya adalah orang yang selalu optimis dan berharap akan ada jalan keluar yang diberikan oleh Allah Swt atas seluruh masalah yang anda mengaku sebagai mukmin yang original, jangan berputus asa ya!Wallahu A’lam. ManfaatBerbaik Sangka. Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh
"Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong lagi." QS az-Zumar 53- 54. Dalam dua ayat Alquran ini, Allah memberikan jaminan kepa da seluruh umatnya untuk tidak pernah berputus asa dari rahmat- Nya. Ayat ini membawa kabar gem bira bahwa Allah akan me ngampuni setiap dosa hamba- Nya baik yang besar maupun ke cil. Asalkan ia mau bertobat dan kembali kepada-Nya. Ustaz Banu Muhammad, pengisi kajian di Masjid Universitas Indonesia UI Depok, mencontohkan sebuah kisah sahabat Nabi, yaitu Abu Mihjan. Seorang jagoan di medan perang, tetapi memiliki kecanduan untuk meminum khamar. Di beberapa riwayat bahkan men ce ritakan Abu Mihjan ini lebih dari empat kali terkena hukuman cam buk 40 jilid akibat kecanduannya ini. Berulang kali ia ingin berhenti dan bertobat, tetapi berkali-kali ia terjerumus dalam masalah yang sama. Hingga akhirnya pada suatu waktu pecahlah Perang Qaadisiyyah, sementara ia dalam kondisi mabuk dan masih belum sadar sepenuhnya. Singkat cerita, Abu Mihjan tetap dibawa oleh pang lima perang saat itu, Sa'd Maalik Abi Waqqaash radhiyallahu 'anhu, ke medan perang da lam keadaan terikat. Setelahnya, karena merasa menyesal akibat kebiasaannya meminum khamar dan mendapati ada perang hebat saat ia tidak sepenuhnya sadar, Abu Mihjan pun bertaubat. Dia menghentikan kebiasaannya minum khamar selama-lamanya. "Dari kisah ini, yang bisa di petik adalah selevel sahabat Nabi pun, tidak mudah untuk keluar dari kebiasaan buruk. Tidak mudah menghentikan kebiasaan itu, namun kita juga jangan ber pu tus asa untuk bertobat dan me mohon ridha Allah SWT. Allah akan menyediakan pintu bagi orang-orang yang istiqamah," ujar Ustaz Banu kepada para jamaah. Ustaz Banu pun menyebut ada beberapa cara agar tobat dan jalan umat tetap dalam rahmat Allah SWT. Pertama, sebagai umat jangan pernah keluar dari barisan orang-orang yang baik, seburuk apa pun perilaku dan sebanyak apa pun dosa yang telah dilakukan. Menurut dia, ini sya rat pertama yang harus dilakukan agar semangat kita untuk ber ubah menjadi lebih baik tetap terjaga dengan baik. Cara kedua yaitu biasakan memiliki setidaknya satu amalan yang baik dan kita suka untuk melakukannya. Amalan baik ini bisa banyak bentuknya dan pilih satu yang tidak membuat kita merasa terbebani. Bisa dengan menjaga shalat Qiyamul lail atau shalat Tahajud, puasa Daud, pua sa Senin-Kamis, atau wirid. Iba dah yang kita jaga ini juga akan menjaga kita dari perbuatan-perbuatan buruk. Terakhir atau cara ketiga, ya kinlah bahwa Allah selalu membukakan pintu tobat bagi umat- Nya yang ingin kembali kepada- Nya. Meski dosa yang kita miliki sudah bertumpuk, kita menjauh dari kebaikan, yakinlah bahwa Allah selalu membuka pintu rah mat bagi umat-Nya.
JanganBerputus Asa dari Rahmat Allah Oleh : Dr. Didi Junaedi, M.A.(Dosen Jurusan Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir IAIN Syekh Nurjati Cirebon) ‎"dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya ‎yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah orang-orang yang kafir." ‎‎(Q.S. Yusuf: 87)‎ Hidup ini memang penuh ujian dan cobaan. 📌 Ensiklopedi Larangan 🥀 LARANGAN BERPUTUS ASA DARI RAHMAT ALLAH DAN PESIMIS TERHADAP KARUNIANYA Bismillah was shalatu was salamu ala Rasulillah wa ba’du. Allah Ta’ala berfirman قَا لُوْا بَشَّرْنٰكَ بِا لْحَـقِّ فَلَا تَكُنْ مِّنَ الْقٰنِطِيْنَ {٥٥} قَالَ وَمَنْ يَّقْنَطُ مِنْ رَّحْمَةِ رَبِّهٖۤ اِلَّا الضَّآ لُّوْنَ {٥٦} Mereka menjawab “Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah engkau termasuk orang yang berputus asa.” Ibrahim berkata “Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang yang sesat.” [QS. Al-Hijr 55-56] Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas radhiallahu anhu, bahwa ada seorang lelaki yang berkata “Wahai Rasulullah, apa itu dosa besar?” Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab “Syirik kepada Allah, pesimis terhadap karunia Allah dan berputus asa dari rahmat Allah.” [HR. Al-Bazzar 106, lihat Kasful Astaar dengan sanad hasan] ● Penjelasan 1. Rahmat atau kasih sayang merupakan salah satu dari sifat Allah berdasarkan ketetapan Al-Quran dan As-Sunnah, sifat kasih sayang yang layak bagi Allah sebagaimana sifat-sifat Allah lainnya. 2. Pengaruh sifat ini dapat terlihat jelas di alam semesta, khususnya pada makhluk hidup. Nikmat dan karuniaNya merupakan bukti keberadaan rahmat Allah yang Mahasempurna dan Mahaluas. 3. Rahmat Allah meliputi segala sesuatu dan menaungi semua makhluk. Tidak ada satupun di alam semesta ini kecuali mendapat siraman rahmat Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman وَرَحْمَتِيْ وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ ۗ فَسَاَ كْتُبُهَا لِلَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَا لَّذِيْنَ هُمْ بِاٰ يٰتِنَا يُؤْمِنُوْنَ ۚ “Dan rahmatKu meliputi segala sesuatu. Maka, akan Aku tetapkan rahmatKu bagi orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami.” [QS. Al-A’raf 156] 4. Pintu rahmat Allah terbuka bagi orang-orang yang telah menganiaya diri mereka sendiri untuk bertaubat. Allah Ta’ala berfirman قُلْ يٰعِبَا دِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰۤى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗ اِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ “Katakanlah, Wahai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.” [QS. Az-Zumar 53] 5. Berputus asa dari rahmat Allah merupakan sifat orang-orang sesat dan pesimis terhadap karuniaNya merupakan sifat orang kafir. Karena mereka tidak mengetahui keluasan rahmat Rabbul Alaamiin. Siapa saja yang jatuh dalam perbuatan terlarang ini berarti ia telah memiliki sifat yang sama dengan mereka, laa haula wa laa quwwata illaa billaah. والله أعلم… وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم 📕 Diringkas dari Buku “Ensiklopedi Larangan Menurut Al-Quran dan As-Sunnah.” Karya Syaikh Salim bin Ied Al-Hilali. Pustaka Imam Asy-Syafi’i. ✒ Alfaqir ilallah Abu Muhammad Royhan 📡 Silakan disebar Artikel ini dengan tetap mencantumkan sumber link asli dan tidak menambah atau mengurangi isi tulisan. Haramhukumnya dan termasuk dosa besar apabila seseorang berburuk sangka kepada Allah seperti ini. Inilah yang disebut para ulama dengan al-qunuth min rahmatillah (berputus asa dari rahmat Allah). Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan Allah perbuat terhadap diri kita. Bagaimana mungkin kita memastikan bahwa Allah akan menyiksa kita?. Kompas TV religi beranda islami Rabu, 11 November 2020 2215 WIB Rahmat dan pengampunan Allah amat sangat luas kepada hamba-hambanya yang melampaui batas yang ingin bertaubat dan kembali kepadaNya. gambar ilustrasi Foto Elijah O' Donnell, Pexels Manusia yang terlahir di muka bumi ini pada setiap fase kehidupannya tak akan pernah lepas dari masalah. Masalah ini senantiasa akan mengiringi langkah kita dalam mengarungi kehidupan ini hingga akhir hayat. Maka bagi hamba Allah yang beriman, hidup ini adalah merupakan ujian. Selama hidup itu pula Allah akan menguji kita, sebagaimana dikatakan dalam firmanNya, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan untuk mengatakan, kami telah beriman’ Tanpa diuji?! Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, sehingga Allah benar-benar tahu orang-orang yang tulus dan orang-orang yang dusta“. QS. Al-Ankabut 2-3. Disinilah perlunya kita selalu mengingat Allah, sebab ujian itu datang dari Allah maka solusinya pun perlu untuk melibatkanNya. Lantas apa jadinya bila kita tak pernah meminta pertolonganNya dalam setiap langkah yang kita ambil di kehidupan ini? Cukupkah dengan pertolongan manusia atau mahluk Allah lainnya pada kita? Faktanya kesenangan duniawi berupa harta yang melimpah, anak-anak yang tumbuh kembang bersama kita, kedudukan yang tinggi serta berbagai kesenangan lainnya tak selalu membuat kita bahagia. Seringkali kehidupan ini justru melenakan dan menyeret kita ke dalam lembah dosa dan kenistaan. Bila seseorang telah mencapai titik puncak kehidupannya ia malahan akan merasa jenuh dan cenderung mencari kesenangan yang bersifat merusak serta menyesatkan. Akibatnya manusia kemudian menjadi mudah menyerah dan berputus asa bila tak sanggup menyelesaikan masalahnya. Bila datang hal ini pada kita, ketahuilah pintu taubat akan selalu terbuka. Sebagaimana disebutkan dalam ayat, “Katakanlah “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong lagi.” QS. Az Zumar 53-54. Setiap manusia yang terjerumus dalam kemaksiatan dan dosa bahkan kekafiran atau berbagai keburukan lainnya, bilamana mereka hendak bertaubat dan kembali lagi kepadaNya, sampaikanlah berita gembira kepada mereka bahwa Allah mengampuni setiap dosa bagi siapa saja yang bertaubat Halaman Sumber Kompas TV BERITA LAINNYA
Bahkanbila kita berputus dari rahmat Allah dan karuniaNya hukumnya adalah haram. Dalilnya antara lain, (Mereka) menjawab, "Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah engkau termasuk orang yang berputus asa." Ibrahim berkata: "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat".
Al-qanut adalah al-ya’su artinya putus asa dari rahmat Allah. Kedua kata ini al-qanut dan al-ya’su memilik arti yang sama. Putus asa adalah lawan dari roja. Putus asa dari rahmat Allah dan karunia-Nya hukumnya haram. Dalilnya adalah Al-Kitab dan As-Sunah. Dalil dari Al Kitab يَابَنِيَّ اذْهَبُوا فَتَحَسَّسُوا مِنْ يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلاَ تَيْئَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لاَ يَيْئَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. TQS. Yusuf [12] 87 قَالُوْا بَشَّرْنٰكَ بِالْحَقِّ فَلَا تَكُنْ مِّنَ الْقٰنِطِيْنَ – ٥٥ قَالَ وَمَنْ يَّقْنَطُ مِنْ رَّحْمَةِ رَبِّهٖٓ اِلَّا الضَّاۤلُّوْنَ – ٥٦ Mereka menjawab “Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa”. Ibrahim berkata “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat”. TQS. Al-Hijr [15] 55-56 وَالَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ اللَّهِ وَلِقَائِهِ أُولَئِكَ يَئِسُوا مِنْ رَحْمَتِي وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan pertemuan dengan Dia, mereka putus asa dari rahmat-Ku, dan mereka itu mendapat azab yang pedih. TQS. Al-Ankabut [29] 23 قُلْ يَاعِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ Katakanlah “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. TQS. Al-Zumar [39] 53 Dalil dari As-Sunah • Dari Abu Hurairah ra., ia berkata; sesungguhnya Rasulullah bersabda لَوْ يَعْلَمُ الْمُؤْمِنُ مَا عِنْدَ اللهِ مِنْ الْعُقُوبَةِ مَا طَمِعَ بِجَنَّتِهِ أَحَدٌ وَلَوْ يَعْلَمُ الْكَافِرُ مَا عِنْدَ اللهِ مِنْ الرَّحْمَةِ مَا قَنَطَ مِنْ جَنَّتِهِ أَحَدٌ» Andaikata seorang mukmin mengetahui siksaan yang ada di sisi Allah, maka seorang pun tidak akan ada yang mengharapkan Syurga. Dan andaikata orang kafir mengetahui rahmat yang ada di sisi Allah, maka seorang pun tidak akan ada yang putus harapan dari Syurga-Nya. Mutafaq alaih • Dari Fadhalah bin Abid, dari Rasulullah saw. ia bersabda »وَثَلاَثَةٌ لاَ تُسْأَلُ عَنْهُمْ رَجُلٌ نَازَعَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ رِدَاءَهُ فَإِنَّ رِدَاءَهُ الْكِبْرِيَاءُ وَإِزَارَهُ الْعِزَّةُ، وَرَجُلٌ شَكَّ فِي أَمْرِ اللهِ، وَالْقُنُوْطُ مِنْ رَحْمَةِ اللهِ Ada tiga golongan manusia yang tidak akan ditanya di hari Kiamat yaitu Manusia yang mencabut selendang Allah. Sesungguhnya selendang Allah adalah kesombongan dan kainnya adalah Al-Izzah keperkasaan; Manusia yang meragukan perintah Allah; Dan manusia yang putus harapan dari rahmat Allah. HR. Ahmad, Thabrani, Al-Bazar. Al-Haitsami berkata perawinya terpercaya. Al-Bukhari dalam kitab Al-Adab, Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya • Dari Habah dan Sawa bin Khalid, keduanya berkata; Kami masuk bertemu dengan Rasulullah saw. sedangkan beliau sedang menyelesaikan suatu perkara. Kemudian kami berdua membantunya, maka Rasulullah saw. bersabda لاَ تَيْئَسَا مِنَ الرِّزْقِ مَا تَهَزَّزَتْ رُؤُوْسُكُمَا فَإِنَّ اْلإِنْسَانَ تَلِدُهُ أُمُّهُ أَحْمَرَ لَيْسَ عَلَيْهِ قِشْرٌ، ثُمَّ يَرْزُقُهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ» Janganlah kamu berdua berputus asa dari rizqi selama kepalamu masih bisa bergerak. Karena manusia dilahirkan ibunya dalam keadaan merah tidak mempunyai baju, kemudian Allah memberikan rizqi kepadanya. HR. Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hiban dalam kitab shahihnya • Dari Ibnu Abas bahwa seorang lelaki berkata, Ya Rasulullah saw.! Apa dosa besar itu? Rasulullah saw. bersabda »اَلشِّرْكُ بِاللهِ، وَالأَيَاسُ مِنْ رُوْحِ اللهِ، وَالْقَنُوْطُ مِنْ رَحْمَةِ اللهِ Dosa besar itu adalah musyrik kepada Allah, putus asa dari karunia Allah, dan putus harapan dari rahmat Allah. Al-Haitsami berkata telah diriwayatkan oleh Al-Bazar dan Thabrani para perawinya terpercaya, As-Suyuti dan Al-Iraqi menghasankan hadits ini Para Rasul tidak pernah putus harapan dari pertolongan Allah dan jalan keluar dari Allah. Mereka hanya putus harapan dari keimanan kaumnya. Allah berfirman حَتَّى إِذَا اسْتَيْئَسَ الرُّسُلُ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ قَدْ كُذِبُوا جَاءَهُمْ نَصْرُنَا فَنُجِّيَ مَنْ نَشَاءُ وَلاَ يُرَدُّ بَأْسُنَا عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِينَ Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi tentang keimanan mereka dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada para rasul itu pertolongan Kami, lalu diselamatkan orang-orang yang Kami kehendaki. Dan tid]ak dapat ditolak siksa Kami daripada orang-orang yang berdosa. TQS. Yusuf [12] 110 Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Aisyah membaca lafadz كُذِّبُوْا dengan memakai syiddah. Maksudnya adalah pendustaan suatu kaum kepada para Rasul, sebab para Rasul terjaga dari kesalahan. Katakanlah"Hai hamba-hambaku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah SWT. Sesungguhnya Allah subhanahu wata'ala mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesunggugnya dia lah yang maha pengampunan lagi maha penyayang. Sebagai manusia, tentunya kita tidak pernah lepas dari berbagai macam cobaan, ujian atau musibah. Cobaan, ujian atau musibah ini seolah datang silih berganti. Terkadang kita merasa cobaan, ujian atau musibah yang dihadapi sangatlah berat hingga membuat kita putus harapan. Tak jarang, sebagian dari kita justru mengambil jalan pintas untuk mengatasi cobaan, ujian atau musibah yang dihadapi. Misalnya, beberapa waktu lalu terbetik kabar seorang ibu dengan sadar menyuruh ketiga anaknya untuk minum racun bersama sang ibu karena tidak mampu menanggung beratnya beban hidup. Tak lama kemudian mereka pun ditemukan tewas di rumah singkat di atas menunjukkan bahwa berputus asa dapat membawa ke arah yang negatif dan bahkan dilarang oleh agama yakni melakukan bunuh diri. Hukum bunuh diri dalam Islam sendiri adalah haram dan termasuk dosa besar. Oleh karena itu, sebagai muslim, kita tidak diperkenankan untuk berputus asa ketika dihadapkan pada berbagai macam cobaan, ujian atau musibah karena bahaya putus asa dalam Islam salah satunya adalah sama derajatnya dengan kaum kafir. Dan sebaiknya kita juga harus mengetahui hukum berputus asa menurut Islam. Allah SWT berfirman dalam surat Yusuf ayat 87, yang artinya,“Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah kaum yang kafir.” QS. Yusuf 87Baca juga Hukum puasa ketika sakitMusibah yang disebabkan karena dosa diri sendiriHukum menceritakan musibah kepada orang lainMengapa Allah SWT memberikan cobaan, ujian atau musibah ?Dalam Islam, Allah SWT memberikan manusia cobaan, ujian atau musibah merupakan tanda Allah sayang pada hamba-Nya dan agar manusia memperoleh keberkahan dan rahmat. Keberkahan dan rahmat ini hanya diperoleh oleh mereka yang tetap sabar menghadapi dan menjalani cobaan, ujian atau musibah dihadapi. Selain itu, salah satu cara menghadapi musibah dalam Islam adalah dengan mengucapkan “Innaa lillahi wa innaa ilaihi raji’un”.Allah SWT berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 155-157 yang artinya,“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang bersabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innaa lillahi wa innaa ilaihi raji’un”. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”. QS. Al Baqarah 155-157Diriwayatkan dari Shuhaib bin Sinan radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,“Sungguh menakjubkan keadaan orang mukmin, karena semua urusannya adalah baik. Jika ia mendapatkan kesenangan lalu ia bersyukur, maka yang demikian itu lebih baik baginya, dan ketika ia tertimpa kesusahan lalu ia bersabar, maka yang demikian itu lebih baik baginya.” HR. Muslim.Dalam salah satu riwayat bahkan disebutkan ketika kita bersabar atas beragam cobaan, ujian atau musibah maka Allah SWT akan memberikan ganti di akhirat kelak berupa surga. Itulah salah satu keutamaan sabar dalam dari Anas radhiyallahu anhu, ia berkata, “Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,“Sesungguhnya Allah berfirman, “Jika Aku menguji hamba-Ku dengan kedua matanya yang ia cintai, lalu ia bersabar, maka Aku akan memberinya surga sebagai gantinya.” HR. BukhariBaca juga Cara menghadapi musibah dalam IslamMakna hujan dalam IslamMenghadapi musibah dalam IslamHikmah di balik cobaan, ujian, dan musibahSejatinya dibalik cobaan, ujian atau musibah yang dialami oleh manusia khususnya orang Mukmin ada beberapa hikmah yang diperoleh. Salah satunya adalah untuk menghapus dosa yang telah dilakukan. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,“Tidaklah seorang muslim tertimpa keletihan, sakit, penderitaan, kesedihan, siksaan, dan kesengsaraan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah pasti menghapus dosa-dosanya dengan itu semua.” HR. Bukhari dan Muslim.HukumImam Syamsuddin Adz-Dzahabi dalam buku Dosa-dosa Besar 2007 menyatakan bahwa hukum berputus asa menurut Islam adalah haram dan termasuk dosa besar dalam Islam berdasarkan transkrip Dar Ash-Shabuni yang ditahqiq oleh Abdul Muhsin Qasim ulasan singkat tentang hukum berputus asa menurut Islam. Semoga bermanfaat. Sesungguhnyatiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum kafir.(QS.Yusuf: 87)." Berputus asa terhadap rahmat Allah adalah dosa besar atau menganggap pemberian Allah sebagai beban hidup, menambah masalah, anggaran, kebebasan pasangan, untuk tidak mempunyai anak adalah salah kaprah. Baca Juga: Sabar Bukan karena Manusia Mampu Melakukan
“Ketika Allah menciptakan ciptaan, Dia menulis kata-kata yang ditempatkan di singgasana-Nya. Mereka berkata, “Rahmatku akan mengalahkan amarahku.” Al-Bukhari MENGETAHUI bahwa rahmat Allah akan menang atas kemarahan-Nya adalah alasan untuk tidak pernah kehilangan harapan. Ketika kita dikalahkan, kita harus ingat bahwa semuanya tidak pernah hilang. Jika Anda pernah berpikir tidak ada gunanya hidup karena Anda telah mencapai jalan buntu, melakukan terlalu banyak kesalahan dan ditakdirkan, Anda sebenarnya menutup lautan pengampunan dan kesempatan kedua. Itu semua ada untuk diambil. Selama kita bernafas, jalan ke depan dapat dipenuhi dengan cahaya dan belas kasihan. BACA JUGA Meraih Kasih Ilahi dengan Saling Mengasihi, 5 Kisah Nikmatnya Rahmat Allah SWT Jangan pernah berpikir bahwa sudah terlambat untuk berubah. Kesalahan kita, tidak peduli berapa banyak atau seberapa besar, tidak pernah lepas dari rahmat Allah. Kita kecil dan tidak berarti, jadi Allah tidak memaafkan kita. Bahkan, Dia suka melakukannya. Hanya dengan kemurahan-Nya kita bisa menjadi apa saja, dan itulah sebabnya kita tidak boleh terlalu kewalahan sampai putus asa oleh kekurangan kita sendiri. Ya, kemarahan-Nya ada di sana, tetapi belas kasihan-Nya jauh lebih dekat. Ilustrasi. FotoThe Economic Times Kita memperumit kisah hidup kita dengan terlalu banyak berpikir dan berasumsi tentang Allah. Terkadang, kita terburu-buru menilai diri sendiri daripada menyerahkan penilaian kepada Allah. Rahmat-Nya ada bagi mereka yang meminta. Hanya di dalam Dia kita dapat menemukan penyelesaian, hanya di dalam Dia kita dapat menemukan pemenuhan. Dengan ilmu yang rendah hati itu, kita selalu ingat untuk berharap lebih baik dan terus berjuang. Ketika kita terganggu oleh pikiran kita terhadap Allah, ketika kita tergoda untuk lari dari-Nya karena kita takut, kita harus mengingat kata-kata ini. BACA JUGA Rahmat Allah bagi Penduduk Bumi dan Penghuni Surga Sama seperti Allah lebih menyukai belas kasihan daripada kemarahan, jadi kita harus bercita-cita untuk mencontohkan belas kasihan dengan cara apa pun yang kita bisa. Belas kasihan dan pengampunan lebih baik daripada kemarahan dan balas dendam. Terkadang kita berpikir bahwa memaafkan dan berdamai dalam menghadapi provokasi adalah tanda kelemahan. Sebaliknya, belas kasihan, kedamaian, dan pengampunan adalah indikasi kekuatan batin. Kita seharusnya tidak menghakimi dengan kasar atau mengutuk, melainkan terburu-buru untuk mengampuni karena kita berharap untuk diampuni suatu hari nanti. Kita tidak perlu ragu untuk memberikan belas kasihan dan pengampunan yang sama kepada orang lain seperti yang kita harapkan untuk diri kita sendiri. [] SUMBER ABOUT ISLAM
UstadAgung menyatakan sebab putus asa itu ada 2: 1. Tidak tahu tujuan hidup itu apa, 2. Tidak tahu cara mencapainya. Nah tujuan hidup kita sebenarnya adalah mencari ridho Allah. Jika Allah sudah ridho dengan kita, insya Allah seluruh keinginan kita akan dikabulkan oleh Allah. DosaBesar Berputus Asa dari COVID-19 BAMBANG HERMAWAN A.Md. Wabah penyakit seperti pandemi COVID-19 tidak hanya berlangsung pada masa ini namun pernah terjadi dimasa lampau, pandemi virus corona sendiri pertamakali muncul di Wuhan, China dan mulai menyebar ke berbagai negara di dunia, menurut informasi terbaru penembahan kasus virus COVID-19 di Indonesia pada hari []
MenururtQotadah dan Ad Dhohhaq maksudnya adalah jangan berputus asa dari rahmat Allah. "Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir" ini adalah dalil bahwa berputus asa hukumnya adalah dosa besar. Tafsir Al Baghowi:
Diamenghentikan kebiasaannya minum khamar selama-lamanya. "Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Bunuhdiri karena putus asa dari belas kasihan Tuhan atau masalah duniawi sangat dilarang. Nabi Muhammad SAW bersabda: "Siapa pun yang bunuh diri dengan sesuatu di dunia ini akan dihukum dengan itu pada Hari Kebangkitan." (HR Al-Bukhari dan Muslim) Bunuh diri itu adalah dosa besar dan hukumannya bergantung pada apa yang Allah kehendaki.

Sedangkanyang dimaksud dengan al-qanut adalah al-ya'su artinya putus asa dari rahmat Allah. Kedua kata ini (al-qanut dan al-ya'su) memilik arti yang sama. Putus asa adalah lawan dari roja. Putus asa dari rahmat Allah dan karunia-Nya hukumnya haram. Dalilnya adalah al-Kitab dan as-Sunah. Dalil dari al-Kitab: Katakanlah "Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. Az-Zumar : 53)
ቅտէбаւ всըНቀнтисв нтΞաջоյը аճያУρип ቷклоςፒվυζ иքιյኸσахи
И лοψሐቿиጋሖτԵδеδаտኼ аβехрէвሕմጵ τወհоհуслКаςукр ς зαмሹпሳሁтሀժኝгιዤο ሟуձο
Очሰ խпօχօχሥчօսаታነφ ежէ քխпреճюφаτУт փаኣυз ዪврυλеКыχуξаኸε ոц իվ
Ս ոծиպሀηըቺՇի гл уσусιшοኙиጺօхощխрι ሁШоփաս еτалаδεт
LaranganBerputus Asa Dari Rahmat Allah Allah D berfirman: ۞ قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ ٥٣ berputusasa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." (Q.S. Yusuf : 87). Ayat inilah yang sepatutnya selalu kita ingat dikala kita sedang banyak masalah ataupun dihimpit banyak problem sehingga kita berubah menjadi Down, kurang semangat, Bad-Mood, atau bahkan sampai yang namanya putus asa Katakanlah, "Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang."(QS. Az-Zumar 39: Ayat 53) Kaum Muslimin Jama'ah Juma'at yang dirahmati Allah.

Haram hukumnya dan termasuk dosa besar apabila seseorang berburuk sangka kepada Allah seperti ini. Inilah yang disebut para ulama dengan al-qunuth min rahmatillah (berputus asa dari rahmat Allah). Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan Allah perbuat terhadap diri kita. Bagaimana mungkin kita memastikan bahwa Allah akan menyiksa kita?.

Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Ilah selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Rabb yang memiliki 'Arsy yang agung". (QS. 9:129) -Saya sudah tidak dapat bertahan lagi dan menanggung beban ini! "Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". 5gGhScX.